Perhiasan Tradisional Melayu Terbaik

Perhiasan merupakan pelengkap atau asesoris dalam berpakaian adat Melayu baik pria maupun wanita. Perhiasan pria berupa, tali pinggang besar (seperti tali pinggang jemaah haji), jam gantung, tongkat, cincin dan lain sebagainya. Sedangkan perhiasan tradisional wanita Melayu umumnya berupa:

1. Pending

Pending ini adalah pengancing tali pinggang atau kepala tali pinggang yang dirancang dan dihias indah dengan berbagai motif. Pending biasanya dipakai oleh kaum lelaki dan wanita Melayu sebagai pelengkap pakaian adat. Sekarang, Pending berbentuk bujur seperti mata manusia, bulat, segi empat dan sebagainya. Pending yang dipakai oleh para petinggi yang ada di Melayu dan raja yang memerintah dibentuk dengan menggunakan emas atau suasa. Ada juga yang dibuat dari perak atau tembaga.


2. Dokoh

Merupakan salah satu perhiasan tradisional wanita yang dipakai di leher yang mempunyai tiga susun atau lebih plat yang diperbuat daripada timah, tembaga atau logam. Dahulu, dokoh dipakai pada baju kebaya, juga sering digunakan sebagai perhiasan pasangan pengantin. Kini, penggunaannya tidak lagi terbatas lagi dapat juga dipakai pada baju kurung.

3. Cucuk Sanggul

Pada masa lalu, kebanyakan wanita Melayu memiliki  rambut panjang, hingga tidak memerlukan rambut palsu untuk menyanggul rambutnya. Cucuk sanggul digunakan didepan sanggul atau dibelakang kepala, dibuat dari emas atau perak. Cucuk sanggul ini biasanya dipakai dalam jumlah tiga, lima atau tujuh pada pengantin perempuan dan penari tradisional.

4. Cucuk Sanggul terurai

Caping adalah salah satu perhiasan tradisional melayu. Caping merupakan hiasan tubuh bagi anak-anak.  Caping biasanya dibuat dari logam yang berbentuk daun ara tanpa ukiran.  Caping dibuat dari berbagai-bagai bahan seperti emas, perak, tembaga kuning dan merah, kulit kerang, tempurung, kayu dan kadangkala berbagai bahan yang dijalin, ditempah atau dipaterikan, berbahaya bagi kesehatan anak-anak. 

Caping diperkenalkan oleh orang India sejak jaman Sriwijaya, sekitar kurun ke tujuh hingga ke-13 Masihi. Caping digunakan secara meluas oleh anak-anak perempuan di utara dan di pantai timur Semenanjung Malaysia.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.